TRANSLASI MATA UANG ASING
TRANSLASI
MATA UANG
Diajukan
Untuk Memenuhi Nilai Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Nama
Kelompok :
1. Chazanah
Nurul Indriyani 21213882
2. Nadya
Destiyanti Putri 26213293
4EB06
UNIVERSITAS GUNADARMA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Translasi mata uang asing tidak sama dengan konversi, yaitu translasi mata
uang secara fisik. Translasi mata uang asing merupakan translasi sederhana
dalam ekspresi moneter, seperti saat neraca menggunakan poundsterling
Inggris kemudian disajikan ulang dalam pedanannya dolar AS. Tidak terjadi
translasi secara fisik dan tidak ada transaksi yang dapat dihitung seperti pada konversi. Transaksi mata uang bisa terjadi
langsung di pasar spot, pasar forward atau pasar swap. Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai factor, termasuk juga perbedaan
tingkat inflasi antar Negara, perbedaan pada saham nasional dan espektasi
mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya, kurs ini bersifat langsung atau
tidak langsung. Kurs pada
pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang
telah ditetapkan untuk masa yang akan dating. Transaksi pada pasar forward
mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot atau sebagai tingkat pasar
forward. Transaksi
kurs swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward yang simultan atau
penjualan forward yang simultan atau penjualan spot dan pembelian forward mata
uang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada
latar belakang masalah, maka penulis merumuskannya sebagai berikut :
1.
Apa alasan translasi mata uang asing ?
2.
Bagaimana latar belakang dan terminologi mata uang
asing?
3.
Bagaimana efek laporan keuangan terhadap kurs
alternatif translasi mata uang asing?
4.
Apa yang dimaksud dengan translasi mata uang asing ?
5.
Bagaimana perkembangan akuntansi translasi mata uang
asing ?
1.3 Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui alasan translasi mata uang asing ?
2.
Untuk mengetahui latar belakang dan terminologi mata
uang asing?
3.
Untuk mengetahui efek laporan keuangan terhadap kurs
alternatif translasi mata uang asing?
4.
Untuk mengetahui yang dimaksud dengan translasi mata
uang asing ?
5.
Untuk mengetahui perkembangan akuntansi translasi mata
uang asing ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Alasan
Melakukan Translasi
Translasi
mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang
ke mata uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan
laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi
mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan
keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk
perusahaan.
Tiga alasan
tambahan dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:
1. Mencatat
transaksi mata uang asing;
2. Memperhitungkan
efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang; dan
3. Berkomunikasi
dengan peminat saham asing.
2.2
Latar
Belakang dan Terminologi
Translasi mata uang asing
tidak sama dengan konversi, yaitu translasi mata uang secara fisik. Translasi
mata uang asing merupakan translasi sederhana dalam ekspresi moneter, seperti
saat neraca menggunakan poundsterling Inggris kemudian disajikan ulang
dalam pedanannya dolar AS. Tidak terjadi translasi secara fisik dan tidak ada
transaksi yang dapat
dihitung seperti pada konversi. Transaksi mata uang bisa terjadi langsung
di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap.
Ø Kurs pasar
spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi antar
negara, perbedaan pada saham nasional, dan ekspektasi mengenai arah tingkat
mata uang selanjutnya. Kurs ini bersifat langsung atau tidak langsung.
Ø Kurs pada
pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang
telah ditetapkan untuk masa yang akan datang. Transaksi pada pasar
forward mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot, atau sebagai tingkat
palsu pasar forward.
Ø Transaksi
kurs swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward yang simultan, atau
penjualan spot dan pembelian forward mata uang.
2.3
Efek Laporan Keuangan Terhadap Kurs
Alternatif Translasi Mata Uang Asing
Tiga
kurs translasi dibawah ini dapat digunakan untuk mentranskasikan neraca mata
uang asing terhadap mata uang domestik. Pertama, kurs saat ini, adalah kurs
yang berlaku pada tanggal laporan keuangan. Kedua, adalah kurs historis, yang
merupakan translasi mata uang yang berlaku saat aset dengan mata uang asing
pertama kali didapatkan atau asaat kewajiban dengan mata uang asing pertama
kali muncul. yang terakhir, kurs rata-rata, yaitu nilai rat-rata biasa atau
dengan pembobotan naik pada kurs historis atau saat itu. Kurs historis pada
umumnya menjaga padanannya biaya awal item mata uang asing dalam laporan
keuangan domestik. Terdapat dua tipe penyesuaian transaksi, antara lain :
1.
Gains and
losses settled transactions ( keuntungan dan kerugian pada transaksi labil),
muncul walaupun nilai tukar pada pembukuan transaksi awal berbeda dengan
tingkat pada pencapaian.
2.
Gains or
losses unsettled transaction (keuntungan dan kerugian pada
transaksi tidak stabil), muncul saat laporan keuangan dipersiapkan sebelum
transaksi disetujui.
2.4
Translasi Mata Uang Asing
Metode
Translasi Mata Uang Asing
1. Metode Nilai Tukar Tunggal
Metode ini mengaplikasikan nilai tukar tunggal, harga penutupan atau harga
saat ini, terhadap semua saham dan mata uang asing. Pendapatan dan beban mata
uang asing secara umum ditranslasikan pada nilai tukar yang berlaku saat item
tersebut diakui.
2. Metode Nilai Tukar Ganda
Metode nilai tukar ganda mengombinasikan kurs saat ini dan kurs historis
dalam proses translasi mata uang asingnya.
·
Metode
Current-Noncurrent
Pada metode current moment, asset lancer yang
dimiliki anak perusahaan pada saat itu (contoh, asset yang biasanya bisa
dikonversikan ke kas dalam satu tahun) dan utang lancar (kewajiban yang jatuh
tempo dalam satu tahun) ditranslasikan ke dalam mata uang induk perusahaan
mereka pada laporan keuangannya dengan kurs saat ini. Aset dan kewajiban
noncurrent ditranslasikan pada kurs historis. Item laporan laba rugi (kecuali
untuk biaya depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan pada aplikasi tingkat
rata-rata operasional tiap bulan atau pada rata-rata dasar tambahan yang
mencakup seluruh periode dilaporkan. Biaya depresiasi dan amortisasi ditranslasikan
pada kurs historis dengan pengaruh saat modal yang dimiliki didapatkan.
·
Metode
Moneter-Nonmoneter
Metode moneter-nonmoneter juga menggunakan skema
klasifikasi neraca untuk menentukan nilai tukar mata uang asing yang sesuai.
Asset dan kewajiban moneter (contoh, klaim dan kewajiban untuk membayar
sejumlah tagihan dengan mata uang dimasa yang akan datang) ditranslasikan dalam
kurs saat ini. Item nonmoneter (asset tetap, investasi jangka panjang dan
persediaan) ditranslasikan dalam kurs historis. Item laporan laba rugi
ditranslasikan dengan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep
current-nonncurrent.
·
Metode Kurs
Sementara
Dengan metode kurs sementara, translasi mata uang
asing tidak mengubah sifat sebuah item yang dihitung. Hal tersebut hanya
mengubah unit perhitungan saja. Pada metode kurs sementara, item moneter
seperti kas, piutang dan utang ditranslasikan dalam kurs nilai saat itu. Item
nonmoneter ditranslasikan pada kurs yang menjada dasar perhitungan awal. Secara
spesifik, asset yang dihitung harga perolehannya pada laporan dengan mata uang
asing ditranslasikan pada kurs historis.
2.5
Keuntungan dan Kerugian Translasi
Mata Uang Asing
Secara
internasional, perlakuan akuntansi terhadap penyesuaian tersebut sama banyaknya
dengan prosedur translasi mata uang asing.Pendekatan akuntansi untuk
penyesuaian translasi mta uang asing mulai dari penangguhan hingga tidak ada
penangguan dengan pendekatan hybrid pada keduanya
a.
Penangguhan
Perubahan
nilai ekuivalen mata uang domestic dari aktiva bersih anak perusahaan luar
negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang
local yang dihasilkan dari entitas asing. Penyesuaian translasi harus
diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
b.
Penangguhan dan Amortisasi
Penangguhan
keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini
selama masa manfaat pos-pos neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang
akan ditangguha=kandan diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitu
dibebankan terhadap laba dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau
ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian
terhadap beban bunga.
c.
Penangguhan Parsial
Keuntungan
dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah
terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal ini
semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya
perubahan kurs.
d.
Tidak ada penangguhan
Mengakui
keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin.
Namun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan
akan memperkenalkan elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan
fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai
tukar.
2.6
Pengembangan Akuntansi Translasi
Mata Uang Asing
Praktik
akuntansi mata uang asing telah berkembang seiring waktu dalam respons terhadap
meningkatnya kompleksitas operasional multinasional dan perubahan dalam sistem
moneter internasional
- Pra-1965
Sebelum 1965
praktik translasi mata uang asing pada banyak perusahaan AS dipandu oleh Bab 12
Accounting Research Bulletin No.43. Pernyataan tersebut mengadvokasi metode
current-noncurrent. Keuntungan dan kerugian transaksi ditambahkan secara
langsung terhadap pendapatan. Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing
dimasukkan ke dalam keuntungan selama periode yang ada. Kerugiannya diakui
dalam pendapatan lancar.
- 1965-1975
ARB No.43
memperoleh beberapa pengecualian khusus dalam metode current-noncurrent. Dalam
keadaan khusus persediaan dapat ditranslasikan dengan kurs historis. Lebih
jauh, translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang
asing pada kurs saat ini tersebut diperbolehkan setelah accounting principles
board opinion No.6 dikeluarkan pada tahun 1965. Perusahaan tersebut memberikan
pilihan translasi mata uang asing lain bagi perusahaan dalam ARB No.43
- 1975-1981
Untuk
mengakhiri perbedaan metode pada standar translasi mata uang asing sebelumnya,
Financial acccounting Standards board (FASB) mengeluarkan FAS No.8 pada tahun
1975. Pernyataan ini secara segnifikan mengubah praktik perusahaan asing AS
dalam memasukkan GAAP AS dengan menerima metode translasi mata uang asing kurs
sementaraFAS No. 8 ternyata kontroversial. Sementara beberapa menghargai usulan
yang teoritis, banyak yang tidak menyetujui atas ditorsi yang ditimbulkan dalam
pendapatan perusahaan.
- 1981-sekarang
Pada bulan
mei 1978, FASB mengundang komentar masyarakat tentang 12 keputusan pertamanya.
FASB mempertimbangkan FAS No.8 dan setelah beragam public meeting dan dua
penjelasan berkas, akhirnya mengeluarkan statement of Financial Accounting
Standards No.52 pada tahun 1981.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
DAN ANALISA
Penyajian laporan keuangan afiliasi luar negeri
dalam rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan metode traslasi atau metode
pengukuran kembali, tergantung mata uang fungsional entitas luar negeri.
Sebagian besar laporan keuangan afiliasi luar negeri translasikan menggunakan
metode kurs sekarang karena
umumnya unit mata uang lokal adalah mata uang fungsional. Jika rupiah entitas
luar negeri dari mata uang lokal ke dolar. Pemilihan mata uang fungsional
memengaruhi penilaian akan entitas luar negeri yang dilaporkan dalam laporan
keuangan konsolidasi.
Hubungan terbalik antara tingkat inflasi sebuah negara dengan nilai
eksternal mata uangnya telah ditunjukkan secara empiris. Sehingga penggunaan
kurs saat ini untuk mentranslasikan biaya asset nonmoneter yang bertempat dalam
kondisi yang cenderung berinflasi akan menghasilkan padanannya mata uang
domestic jauh di bawah nilai aslinya
Sumber
:
Comments
Post a Comment