PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA & STANDAR AUDIT DAN AKUNTANSI GLOBAL
AKUNTANSI
INTERNASIONAL
PELAPORAN
KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
&
STANDAR AUDIT DAN AKUNTANSI GLOBAL
DISUSUN OLEH:
·
CHAZANAH NURUL INDRIYANI (21213882)
·
NADYA DESTIYANTI PUTRI (26213293)
4EB06
PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
A.
Pengertian Perubahan Harga
Pengertian mengenai
perubahan harga dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Perubahan Harga Umum
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata
harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan.
Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli.
Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan
penurunan harga disebut deflasi (deflation).
2. Perubahan Harga Spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga
barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan
penawaran.
B. Mengapa Laporan
Keuangan Dimasa Perubahan Harga Berpotensi Menyesatkan?
Selama periode
inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang
mencerminkan nilai terkininya yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan
lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai
lebih tinggi.
Dari sudut pandang
manajemen, ketidakakuratan pengukuran dapat mendistorsi :
1. Proyeksi keuangan yang
didasarkan pada data seri waktu historis
2. Anggaran yang menjadi
dasar pengukuran kinerja
3. Data kinerja yang
tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan.
Laba yang dinilai
lebih pada akhirnya akan menyebabkan :
1. Kenaikan dalam
proporsi pajak
2. Permintaan dividen
lebih banyak dari pemegang saham
3. Permintaan gaji dan
upah yang lebih tinggi dari para pekerja
4. Tindakan yang
merugikan dari negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang
sangat besar).
Kegagalan untuk
menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli
unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang
dilaporkan.
Fungsi mengakui
pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :
1. Pengaruh perubahan
harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu
perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai
faktor-faktor ini.
2. Mengelola masalah yang
ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas
permasalahan tersebut. Pemahaman yang akurat memerlukan kinerja usaha yang
dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
3. Laporan dari para
manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah
dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas
masalah-masalah tersebut.
C.
Jenis – Jenis Penyesuaian Inflasi
Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh
yang berbeda terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu
perusahaan.
1. Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Jumlah mata uang yang
disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli) disebut mata uang
konsatan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum. Sebagai contoh, selama
periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan didalam neraca
sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila
biaya historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba periode kini (dalam
bentuk beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini,
ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari
periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh sebab itu, jumlah
nominal harus disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat
ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini.
2. Indeks Harga
a) Perubahan tingkat
harga umum biasanya diukur dengan tingkat harga.
b) Suatu indeks harga
adalah rasio biaya.
Penggunaan Indeks Harga
1. Angka indeks harga
digunakan untuk mentranslasikan jumlah uang yang dibayarkan selama periode
terdahulu menjadi ekuivalen daya beli pada akhir periode.
2.
Angka – angka tingkat harga yang telah disesuaikan tidak
mewakili biaya kini pos-pos yang dimaksud atau angka-angka tersebut masih
merupakan biaya historis, angka – angka biaya historis hanya disajikan ulang
dalam unit pengukuran yang baru – daya beli umum pada akhir periode.
D.
Penyesuaian Biaya Kini
Model biaya kini berbeda dengan akuntansi yang
konvesional dalam dua aspek utama. Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan
biaya kini dan bukan biaya historis. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang
dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa
memperhitungkan komponen pajak), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas
produktif atau modal fisik perusahaan.
E.
Biaya Kini Yang
Disesuaikan Dengan Tingkat Harga Umum
Model biaya kini yang disesuaikan dengan
tingkat harga umum menggunakan indeks harga umum maupun khusus. Tujuannya
adalah untuk mengungkapkan laba dan aset bersih pada ekuivalen daya beli akhir
tahun perusahaa, untuk melaporkan aset bersih perusahaan pada biaya kininya dan
untuk melaporkan jumlah laba yang menggambarkan kekayaan bersih setelah pajak.
Model ini memiliki ciri khas yakni pengungkapan perubahan biaya kini dari aset
nonmoneter perusahaan setelah dikurangi inflasi untuk memperlihatkan bagian
perubahan nilai aset nonmeneter yang melebihi atau kurang dari perubahan daya
beli umum.
F.
Pendekatan Terhadap Akuntansi Inflasi Di Beberapa Negara
1.
Amerika Serikat
FASB 1979 menerbitkan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (SFAS) No. 33 tentang “Pelaporan Keuangan dan Perubahan
Harga”, yang mengharuskan perusahaan-perusahaan di AS yang memiliki persediaan
dan aset tetap (sebelum dikurangi akumulasi penyusutan) senilai lebih dari $125
juta, atau memiliki total aset senilai lebih dari $1M, untuk mencoba
mengungkapakan baik daya beli tetap-biaya historis maupun daya beli tetap biaya
kini selama lima tahun.
2.
Inggris
Komite Standar
Akuntansi Inggris (Accounting Standard Commitee-ASC) menerbitkan Pernyataan
Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement Of Standard Accounting Practice-SSAP
16).
Perbedaan SSAP 16
dengan SFAS 33 yaitu :
1.
Apabila standar AS mengharuskan akuntansi dolar konstan dan
biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan
eksternal.
2.
Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pad laporan laba rugi,
laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca
biaya kini, beserta pencatatan penjelasan.
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
1. Menyajikan akun-akun
biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya
historis.
2.
Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan
dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
3. Menyediakan akun-akun
biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya
historis yang memadai.
Dengan perlakuan keuntungan dan kerugian yang terkait dengan
pos-pos moneter, FAS 33 menharuskan pengungkapan terpisah untuk tiap-tiap
angka. SSAP 16 mengaharuskan dua angka yang keduanya mencerminkan pengaruh
perubahan harga spesifik, yaitu Penyesuaian modal kerja moneter ( Monetary
Working Capital Adjustment) / MWCA mengakui pengaruh perubahan harga
khusus terhadap total jumlah modal kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam
operasinya. Dan Mekanisme Penyesuaian Memungkinkan pengaruh perubahan harga spesifik
terhadap aktiva non moneter perusahaan.
3.
Brasil
Brasil Walaupun tidak lagi diwajibkan
akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2
kelompok pilihan pelaporan yakni Hukum Perusahaan Brasil dan Komisi Pengawasan
Pasar Modal Brasil.
Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum
perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang
saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk
mengukur devaluasi matauanglokal. Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen
dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang
diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian
koreksi moneter.
Penyesuaian tingkat harga terhadap ekuitas
pemegang saham merupakan jumlah investasi pemegang saham pada awalperiode
yang harus tumbuh agar tidak tertingla dengan laju inflasi. Penyesuaian aktiva
permanen yang lebih kecil daripada penyesuaian ekuitas menyebabkan kerugian
daya beli yang mencerminkan resiko yang dihadapi perusahan terhadap aktiva
moneter bersihnya.
G.
Internasional Accounting Standards Board (IASB)
IASB
menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja operasional yang
dinyatakan dalam mata uang lokal di lingkungan hiperinflasin tidak bermanfaat.
Perusahaan pelapor harus mengungkapkan:
1. Fakta bahwa penyajian
ulang atas perubahan daya beli umum unit pengukuran telah dilakukan
2. Model penilaian aset
yang digunakan dalam laporan utama yakni penilaian historis atau biaya-kini
3. Entitad dan tingkat
indeks harga per tanggal neraca, berikut pergerakannya selam tahun pelaporan
4. Laba atau rugi moneter
bersih tahun berjalan.
STANDAR AUDIT DAN AKUNTANSI GLOBAL
A. Survei Konvergensi Internasional
1. Manfaat Konvergensi
Internasional
Pendukung konvergensi internasional
menyatakan bahwa banyak manfaat yang telah dirasakan dengan
adanya konvergensi. Terakhir, surata kabar terkini mengusulkan adanya “global
GAAP (prinsip akuntansi berlaku umum)”, yang keuntungannya antara lain :
a. Standar laporan keuangan berkualitas
tinggi yang digunakan secara konsisten diseluruh dunia dapat meningkatkan
efisiensi dalam alokasi modal. Biaya modal akandikurangi.
b. investor dapat mengambil keputusan
yang lebih baik dalam berinvestasi.Portofolio lebih bermacam-macam dan risiko
keuangan dapat dikurangi.Transparansi dan persaingan di pasar global akan lebih
terjaga.
c. Perusahaan-perusahaan dapat
meningkatkan strategi dalam mengambil keputusanmengenai merger dan akuisisi
area usaha.
d. Pengetahuan dan keahlian akuntansi
dapat ditansfer tanpa batasan ke seluruh dunia.
e. Ide-ide terbaik yang muncul dari
aktivitas berstandar nasional dapat ditonjolkandalam mengembangkan standar
global dengan kualitas terbaik.
Sebagian
argumen mengenai konvergensi akuntansi memiliki tujuan untukmeningkatkan
efisiensi dalam operasional dan alokasi di pasar modal.
2. Harmonisasi Internasional
“Harmonisasi” merupakan proses untuk
menigkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan
batasan-batasan seberapa besar praktik-prkatik tersebut dapat beragam. Standar
harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas
(daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai negara.Upaya untuk
melakukan harmonisasi standar akuntansi telah dimulai jauh sebelum pembentukan
Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun 1973.Harmonisasi akuntansi
internasional merupakan salah satu isu terpenting yang dihadapi oleh pembuat
standar akuntansi, badan pengatur pasar modal, bursa efek, dan mereka yang
menyusun atau menggunakan laporan keuangan.
Harmonisasi akuntansi mencakup
harmonisasi :
1.
Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan
pengungkapan)
2.
Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public
terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek
3.
Standar audit
Keuntungan Harmonisasi Internasional
Sebuah
tulisan terbaru juga mendukung adanya suatu “GAAP global” yang terharmonisasi.
Beberapa manfaat yang disebutkan antara lain:
- Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
- Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang.
- Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.
- Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard pat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.
3. Kritik Atas Standar
Internasional
Internasionalisasi standar akuntansi
juga menuai kritik.Pada awal tahun 1971 (sebelum pembentukan IASC), beberapa
pihak mengatakan bahwa penentuan standar internasional merupakan solusi yang
terlalu sederhana atas masalah yang rumit.Dinyatakan pula bahwa akuntansi,
sebagai ilmu sosial, telah memiliki flesibilitas yang terbangun dengan sendiri
di dalamnya dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang sangat berbeda merupakan salah satu nilai terpenting yang
dimilikinya. Pada saat standar internasional diragukan dapat menjadi fleksibel
untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dalam latar belakang, tradisi, dan
lingkungan ekonomi nasional, maka beberapa orang berpendapat bahwa hal ini akan
menjadi sebuah tantangan yang secara politik tidak dapat diterima terhadap
kedaulatan nasional.
Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa
adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”.
Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social,
dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan
internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
Proses menjadikan standar akuntansi menjadi
suatu standar internasional juga menimbulkan kritik. Kritik tersebut antara
lain :
a.
Sebagian orang mengatakan bahwa standar internasional terlalu sederhana
untuk memecahkan masalah yang rumit. Para kritikus bersikeras bahwa kemampuan untukberadaptasi
terhadap situasi – situasi yang sangat berbeda merupakan nilai terpenting dari
akuntansi.Para kritikus ragu jika standar international dapat cukup fleksibel
untuk mengatasi perbedaan-perbedaan latar belakang, tradisi dan lingkungan
ekonomi disetiap negara.
b.
Anggapan bahwa ketika institusi keuangan international dan pasar international
bersikeras menggunakan standar internasional, hanya firma-firma akuntansi
internasional luaslah yang akan mampu memenuhi tuntutannya.
c.
Munculnya ketakutan bahwa penggunaan standar internasional akan menciptakan
‘standar overload’.
d.
Kritikus bersikeras bahwa standar internasional tidaklah cocok untuk
perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, terutama perusahaan yang tidak
terdaftar akuntabilitas publik.
2. Rekonsiliasi dan Pengakuan
Bersama
Dua pendekatan yang diajukan sebagai
solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan
isi laporan keuangan lintas batas:
a.
Rekonsiliasi
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun
laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus
menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti
laba bersih dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan
keuangan dilaporkan.
b.
Pengakuan bersama (yang juga disebut sebagai “imbal balik” / resiprositas)
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar
negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip
negara asal.
3. Evaluasi
Perdebatan
mengenai harmonisasi mungkin tidak akan pernah terselesaikan dengan penuh.
Beberapa argumen yang menentang harmonisasi mengandung sejumlah kebenaran.
Namun demikian, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi
internasional akuntansi, pengungkapan, dan audit telah diterima begitu luas
sehingga tren yang mengarah pada harmonisasi internasional akan berlanjut atau
bahkan semakin cepat. Sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi
Standar Prlaporan Keuangan Internasional (Internasional Financial Reporting
Standards-IFRS).Banyak negara telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan,
menggunakan IFRS sebagai standar nasional atau mengizinkan penerapan
IFRS.Perbedaan nasional dalam faktor-faktor dasar yang menyebabkan perbedaan
dalam akuntansi, pengungkapan, dan praktik audit semakin sempit karena pasar
modal dan produk semakin internasional.
B. Beberapa Peristiwa penting Dalam Sejarah Penentuan Standar
Akuntansi Internasional
o
1959 : Jacob Kraayenhof, mitra pendiri
sebuah firma akuntan independen Eropa yang utama, mendorong agar usaha
pembuatan standar akuntansi internasional dimulai.
o
1961 : Group d’Etudes, yang terdiri dari
akuntan professional yang berpraktik, didirikan di Eropa untuk memberikan
nasihat kepada pihak berwenang Uni Eropa dalam masalah-masalah yang menyangkut
akuntansi.
o
1966 : Kelompok Studi Internasional
Akuntan didirikan oleh institute professional di Kanada, Inggris, dan Amerika
Serikat.
o
1973 : Komite Standar Akuntansi
Internasional (Internasional Accounting Standard Committee-IASC) didirikan.
o
1976 : Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Coorporation and
Development-OECD) mengeluarkan Deklarasi Investasi dalam Perusahaan
Multinasional yang berisi panduan untuk “Pengungkapan Informasi”.
o
1977 : Federasi Internasional Akuntan
(International Federation of Accounting-IFAC) didirikan.
o
1977 : Kelompok Para Ahli yang ditunjuk
oleh Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-bangsa mengeluarkan laporan
yang terdiri dari empat bagian mengenai Standar Internasional Akuntansi dan
Pelaporan bagi Perusahaan Transnasional.
o
1978 : Komisi Masyarakat ropa
mengeluarkan Direktif Keempat sebagai langkah pertama menuju harmonisasi
akuntansi Eropa.
o
1981 : IASC mendirikan kelompok
konsultatif yang terdiri dari organisasi nonanggota untuk memperluas
masukan-masukan dalam pembuatan standar internasional.
o
1984 : Bursa Efek London menyatakan bahwa
pihaknya berharap agar perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya tetapi
tidak didirikan di Inggris atau Irlandia menyesuaikan dengan standar akuntansi
internasional.
o
1987 : Organisasi Internasional Komisi
Pasar Modal (IOSCO) menyatakan dalam konferensi tahunannya untuk mendorong
penggunaan standar yang umum dalam praktik akuntansi dan audit.
o
1989 : IASC mengeluarkan Draf Eksposure
32 mengenai perbandingan laporan keuangan. Kerangka Dasar untuk Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan diterbitkan aoleh IASC.
o
1995 : Dewan IASC dan Komisi Teknis IOSCO
menyetujui suatu rencana kerja yang penyelesaiannya kemudian berhasil
mengeluarkan IAS yang membentuk satu kelompok inti standar yang komprehensif.
Keberhasilan dalam penyelesaian standar-standar ini menmungkinkan Komisi Teknis
IOSCO untuk merekomendasikan pengesahan IAS dalam pengumpulan Modal lintas
batas dan keperluan pencatatan saham di seluruh pasar global.
o
1995 : Komisi Eropa mengadopsi sebuah
pendekatan daru dalam harmonisasi akuntansi yang akan memungkinkan penggunaan
IAS oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan pencatatan saham dalam pasar
modal internasional.
o
1996 : Komisi Pasar Modal AS (SEC)
mengumumkan bahwa pihaknya ”….mendukung tujuan IASC untuk mengembangkan,
secepat mungkin, standar akuntansi yang dapat digunakan untuk menyusun laporan
keuangan yang dapat digunakan dalam penawaran surat berharga lintas batas.
o
1998 : IOSCO menerbitkan laporan “Standar
Pengungkapan Internasional untuk Penawaran Lintas Batas dan Pencatatan Saham
Perdana bagi Emiten Asing”.
o
1999 : Forum Internasional untuk
Pengembangan Akuntansi (International Forum on Accountancy Development-IFDA)
bertemu untuk pertama kalinya pada bulan Juni.
o
2000 : IOSCO menerima, secara
keseluruhan, seluruh 40 standar inti yang disusun oleh IASC sebagai jawaban
atas daftar keinginan IOSCO tahun 1993.
o
2001 : Komisi Eropa mengusulkan sebuah
aturan yang akan mewajibkan seluruh perusahaan EU yang tercatat
sahamnya pada suatu pasar yang diregulasi untuk menyusun akun-akun
konsolidasi sesuai dengan IAS selambatnya tahun 2005.
o
2001 : Badan Standar Akuntansi
Internasional (Internastiaonal Accounting Standars Board-IASB) menggantikan
IASC dan mengambil alih tanggung jawabnya per tanggal 1
April. Standar IASB disebut sebagai Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS) dan termasuk didalamnya IAS yang dikeluarkan oleh IASC.
o
2002 : Parlemen Eropa menyetujui proposal
Komisi Eropa bahwa secara nyata seluruh perusahaan EU yang tercatat sahamnya
harus mengikuti standar IASB dimulai selambat-lambatnya tahun 2005 dalam
laporan keuangan konsolidasi. Negara-negara anggota dapat memperluas ketentuan
ini terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan
pencatatan saham dan perusahaan secara individu.Dewan Eropa kemudian mengadopsi
aturan yang memungkinkan hal ini tercapai.
o
2002 : IASB dan FASB menandatangani
“Perjanjian Norwalk” yang berisi komitmen bersama terhadap konvergensi standar
akuntansi internasional dan AS.
o
2003 : Dewan Eropa menyetujui Direktif EU
Keempat dan Ketujuh yang diamandemen, yang menghapuskan ketidakkonsistenan
antara direktif lama dengan IFRS.
o
2003 : IASB menerbitkan IFRS 1 dan revisi
terhadap 15 IAS.
C. Ikhtisar Organisasi Besar Internasional Yang Mendukung Konvergensi
Akuntansi
Enam organisasi telah menjadi pemain
utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan
harmonisasi akuntansi internasional :
- Badan Standar Akuntansi International (IASB)
- Komisi Uni Eropa (EU)
- Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
- Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
- Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development –UNCTAD)
- Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OEDC Working Group)
International Accounting Standars
Board
Interntional Accounting Standars
Board (IASB), yang tadinya bernama ISAC merupakan badan penetapan standar
independen untuk sektor pribadi yang didirikan pada 1973 oleh organisasi
akuntansi profesional di 9 negara dan di rekstrukturasi di tahun 2001.
Tujuan IASB adalah :
1.
Mengembangkan, untuk kepentingan publik, seperagkat standar akuntansi dunia
berkualitas tinggi, mudah dimengerti dan tidak sulit dilaksanakan, yang
menuntut informasi berkualitas tinggi, transparan dan sebanding mengenai laporan.
2.
Memajukan penggunaan dana dan penerapan yang tepat dari standar-standar yang
dibuat.
3.
Memperhatikan kebutuhan khusus perusahaan kecil menengah dan perkembangan
ekonomi guna memenuhi tujuan diatas.
4.
Meningkatkan kualitas konvergensi standar akuntansi disetiap negara serta
Standar Akuntansi Internasional dan Standar Pelaporan Keuangan Internasional.
Struktur
IASB yang Baru
1.
Dewan Pengurus
2.
Badan pengurus IASB
3.
Dewan Penasihat Standar
4.
International Financial Reporting Interpretations Commitee (IFRIC)
Uni Eropa (Europen Union-EU)
Salah satu tujuan EU adalah untuk
mencapai penggabungan pasar keuangan Eropa. Untuk tujuan ini, Eropa telah
memperkenalkan instruksi dan melaksanakan prakarsa besar untuk :
1.
Meningkatkan modal untuk basis Uni Eropa
2.
Menetpkan kerangka hukum bersama dalam pasar sekuritas dan
3.
Mencapai satu susunan standar akuntansi bagi perusahaan – perusahaan yang
terdaftar
Organisasi Internasional Komisi
Pasar Modal (IOSCO)
Organisasi Internasional Komisi
Pasar Modal (International Organization of Securities Commissions-IOSCO)
terdiri atas regulator sekuritas yang berasal lebih dari 100 negara. IOSCO
bertujuan untuk :
1.
Bekerja sama bersama untuk memajukan peraturan standar tinggi agar dapat
memelihara pasar yang adil, efisien dan baik.
2.
Bertukar informasi tentang pengalaman setiap negara guna memajukan perkembangan
pasar domestik.
3.
Menyatukan usaha setiap negara untuk membuat standar dan pengawasan yang tepat
terhadap transaksi sekuritas di setiap negara.
4.
Saling membantu memajukan integritas pasar dengan menerapkan standar-standar
secara teliti dengan menindak segala pelanggaran.
IOSCO
telah bekerja secara ekstensif dalam pengungkapan dan standar akuntansi
internasional untuk memfasilitasi kemampuan perusahaan meningkatkan modal
secara efisien di pasar sekuritas dunia. Tujuan utamanya adalah untuk
memfasilitasi proses dimana penerbit efek kelas dunia dapat menambah modal
dengan cara paling efektif dan efisien disemua pasar modal dimana tuntutan
investor tidak terjawab. IOSCO bekerja sama dengan IASB dan salah satu
kegiatannya adalah menyediakan input terhadap proyek IASB.
Federasi Internasional Akuntan
(IFAC)
IFAC merupakan organisasi tingkat
dunia yang memiliki 160 organisasi anggota di 120 negara, yang mewakili lebih
dari 2,5 juta orang akuntan. Didirikan tahun 1977, dimana misinya adalah
memperkuat profesi akuntansi diseluruh dunia dan memberikan peran terhadap
perkembangan ekonomi internasional yang kuat dengan mendirikan dan memajukan
kesetiaan terhadap standar profesional berkualitas tinggi dan berbicara
mengenai masalah kepentingan publik dimana keahlian profesi tersebut lebih
relevan.
Dewan IFAC memiliki seorang
perwakilan dari setiap organisasi anggota IFAC.Dewan ini terdiri dari para
individu yang berasal dari masing – masing negara anggotanya. Dewan memilih
badan pengurus IFAC yang akan mengemban tanggung jawab terhadap penyusunan
kebijakan dan menjadi pengawas operasional IFAC, pelaksanaan program-program,
dan pekerjaan komite serta kelompok penyusunan standar IFAC.
Kelompok Kerja Antar Pemerintah
Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pakar dalam Standar Internasional Akuntansi
dan Pelaporan (ISAR)
ISAR dibentuk pada tahun 1982 dan
merupakan satu-satunya kelompok kerja antar pemerintah yang membahas akuntansi
dan audit pada tingkat perusahaan. Cita-citanya adalah memajukan transparasi,
reliabilitas, dan keterbandingan akuntansi dan pelaporan badan hukum, begitu
pun untuk meningkatkan pengungkapan pada penguasaan badan hukum oleh
perusahaan-perusahaan di negara berkembang dan yang mengalami transisi ekonomi.
Dalam pencapaian cita-citanya, ISAR melalui proses penelitan terintegrasi,
pembanguna konsesus antar pemerintahan, penyebaran informasi dan kerja sama
teknis. IAR merupakan pendukung awal pelaporan lingkungan dan prakarsa terkini
difokuskan terhadap penguasaan dan akuntansi badan hukum oleh perusahaan kecil
dan menengah.
Organisasi untuk Kerjasama
Ekonomi dan Pembangunan (OECD)
OECD merupakan organisasi
internasional yang terdiri atas 30 negara perkeonomian pasar (sebagian besar
negara industri).Dengan keanggotaan yang terdiri dari Negara-negara industry
maju yang lebih besar, OECD sering menjadi penyeimbang bagi badan lainnya (seperti
PBB atau Konfederasi Internasional Persatuan Perdagangan Bebas) yang telah
membangun kecenderungan untuk melakukan tindakan kontradiktif dengan keinginan
anggotanya.
D. Manajemen
Informasi dan Hiperinflasi
Suatu kebiasaan
pelaporan yang umum dalam akuntansi untuk transaksi mata uang asing adalah
dengan mencatat pendapatan dan beban berdasarkan kurs yang terjadi pada tanggal
laporan keuangan. (Penggunaan kurs rata-rata juga umum). Pilihan yang lebih
baik adalah dengan mencatat transaksi dalam mata uang lokal berdasarkan kurs
pada tanggal pembayaran. Mencatat transaksi pada tanggal lainnya akan
memperumit proses pengukuran melalui timbulnya keuntungan atau kerugian dalam
daya beli uang, atau dalam aspek lain, suku bunga implisit atas transaksi mata
uang.
E. Masalah
Pengendalian Keungan
Sebuah pertanyaan mengenai system
pendukung strategi dan informasi telah diputuskan, perhatian akan bergeser
kepada bidang yang sama pentingnya yaitu pengendalian keuangan dan evaluasi
kinerja. Pertimbangan ini juga sama pentingnya, khususnya karena memungkinkan
para manajer keuangan utuk :
a. Mengiplementasikan strategi keuangan
global sebuah MNE
b. Mengevaluasi sejauh mana strategi
yang terpilih memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan
c. Memberikan motivasi kepada manajemen
dan karyawan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan perusahaan seefektif dan
seefisien mungkin
System pengendalian manajemen
bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang paling efektif dan
paling efisien, system pengendalian keuangan merupakan system pengukuran
kuantitatif dan komunikasi yang memfasilitasi pengendalian melalui : (1)
komunikasi tujuan-tujuan keuangan secara tepat di dalam organisasi, (2)
memperinci kriteria dan standar dalam evaluasi kinerja, (3) mengawasi kinerja,
dan 94) mengkomunikasikan penyimpangan antara kinerja actual dan renacan kepada
pihak-pihak yang bertanggung jawab
F. Peneteapan
Biaya Strategis
Dalam mengendalikan biaya pada
tahapaan produksi, banyak perusahaan diseluruh dunia menggunakan standar system
pembiayaan yang pada dasarnya memperkirakan seberapa besar biaya produksi daris
ebuh produk sebagai dasar harga penjualan yang masuk akal.Biaya produksi
sebenarnya kemudian dibandingkan dengan biaya yang diperkirakan. Perbedaan
hasil antara biasa standard dan sebenernya diuji sebagai sebuah dasar untuk
bahan penilaian dalam proses produksi atau pendapatan. Proses ini bias
disimpulkan sebagai sebuah model dasar harga
G. Evaluasi
Performa Usaha Luar Negeri
Mengevaluasi kinerja merupakan pusat
dari system pengendalian yang efektif. System evaluasi kinerja yang dirancang
dengan tepat memungkinkan manajemen puncak untuk :
1. Mempertimbangkan
profitabilitas operasi yang ada
2. Menentukan area yang
memiliki kinerja tidak seperti yang diharapkan
3. Mengalokasikan
sumber-sumber daya perusahaan yang terbatas dengan produktif
4. Mengevaluasi kinerja
manajemen
5. Memastikan perilaku
manajemen konsistensi dengan prioritas startegi
H. STANDAR PERFORMA
Sebuah
perusahaan mungkin memiliki standar tertentu, seperti ROI minimum yang
diperlukan, dimana ini diterapkan pada cadangan individual dan aliran produk;
atau menyusun level ROI berbeda atau standar lainnya untuk cadangan lainnya
atau aliran produk. Semua standar ini mungkin disatukan ke dalam anggaran dan
kemudian bisa dibandingkan dengan hasilnya.performa juga bisa diukur setiap
saat.performa masa lampau biasanya signifikan dalam mengembangkan anggaran di
periode berikutnya.Pada akhirnya, perusahaan bisa membandingkan performa usaha
luar negri mereka sendiri dengan pesaingnya atau membandingkan unit mereka satu
dengan yang lainnya.
Membandingkan
performa unit usaha luar negeri terhadap semua pesaing mereka mungkin sangat
berguna.Sebagai contoh, ketika pesaingnya adalah perusahaan lokal, masalah
ketersediaan dan kecukupan data mungkin sangat penting, khususnya jika
pesaingnya adalah pihak swasta. Ketika data tersedia, perbandingan mungkin akan
sulit. Kebijakan harga transfer dan prinsip akuntansi pesaing mustahil untuk
bisa ditentukan. Perbandingan silang menyatukan semua permasalahan
ini.Membandingkan cabang perusahaan dengan unit lain dari perusahaan induk,
baik di dalam maupun di luar negeri, harus dilakukan dengan penuh perhatian,
karena pertanyaan mengenai komparabilitas muncul kembali perbedaan dalam
objektif cabang perusahaan secara otomatis akan membiaskan perbandingan
performa kecuali dihitung secara langsung. Jika objektif perusahaan sama,
perbedaan dalam risiko negara harus diperhatikan, jika risiko yang lebih tinggi
diganti dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi, maka sangat masuk akal
untuk mengharapkan adanya keuntungan dari usaha di negara yang lebih berisiko.
Saat ini, akan tetapi, tidak ada satupun yang menyetujui formula landasan
bagaimana untuk menyatukan Negara bereiko pada penilaian performa.
Referensi
:
Comments
Post a Comment